Oleh: Muhbib Abdul Wahab
Orang yang tidak merugi adalah orang yang
beriman, beramal saleh, saling berwasiat kebenaran, dan saling
berwasiat kesabaran. (QS al-Ashr [103]: 1-3). Sabar merupakan akhlak
terpuji yang harus dimiliki setiap Muslim.
Pepatah Arab
menyatakan, “Orang yang bersabar akan memperoleh kemenangan.” Allah
berfirman, “Hai orang-orang beriman, mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan shalat, (karena) Allah itu senantiasa bersama
orang-orang yang sabar.” (QS al-Baqarah [2]: 158).
Dari segi bahasa, shabr artinya menahan dan mengendalikan diri agar tidak “dijajah” hawa nafsu dan emosi. Dalam kitab Tahdzib Madarik al-Salikan,
Ibnu al-Qayyim mendefinisikan sabar sebagai menahan diri untuk tidak
melampiaskan nafsu angkara murka, mengendalikan lidah untuk tidak
berkeluh kesah, dan mengontrol anggota tubuh untuk tidak bertindak
anarki.
Orang yang sabar tidak hanya bersikap lapang dada saat
menghadapi kesulitan dan musibah, tetapi juga teguh pendirian
(istiqamah) dalam memperjuangkan kebenaran, dan selalu dinamis dan
optimistis dalam meraih masa depan yang lebih baik dan bermakna.
Sabar bisa diklasifikasikan menjadi lima, yaitu sabar dalam ketaatan,
sabar dalam menjauhi kemaksiatan, sabar dalam menerima dan menghadapi
musibah, sabar dalam menuntut dan mengem bangkan ilmu, serta sabar
dalam bekerja dan berkarya.
Kelima bentuk kesabaran ini berkaitan erat
dengan ketahanan mental spiritual, sehingga kesabaran itu selalu
menuntut ketahanan jiwa dan kekayaan mental spiritual yang tangguh.
Dalam menuntut ilmu dan berkarya, misalnya, kesabaran sangat diperlukan
karena kehidupan ini selalu berproses, memerlukan waktu, dan tidak
instan. Ketika “melamar” menjadi murid Khidir, Nabi Musa AS diminta
memenuhi satu syarat saja, yaitu sabar.
Dalam banyak hal,
ketidaksabaran merupakan awal dari penyimpangan dan kemerosotan moral.
Korupsi, misalnya, merupakan wujud dari ketidaksabaran seseorang dalam
meraih kekayaan secara halal dan legal. Kemacetan jalan raya sering
kali disebabkan oleh ketidaksabaran pengguna jalan untuk disiplin dan
antre.
Menurut Ali bin Abi Thalib, sabar itu sebagian dari
iman. Nilai sabar itu identik kepala pada tubuh manusia. Jika kesabaran
telah tiada, berarti iman dalam diri manusia itu telah sirna.
Sejarah menunjukkan bahwa kemenangan dakwah Islam, antara lain,
terwujud karena kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian, musibah, dan
permusuhan. Tentara Muslim dalam perang Badar yang hanya berjumlah 313
orang berhasil menga lahkan tentara kafir Quraisy yang berjumlah 1.000
orang karena kuatnya kesabaran mereka. (QS al-Baqarah [2]: 249).
Pendidikan kesabaran juga merupakan salah satu cara untuk memperoleh
petunjuk Allah SWT, karena orang yang sabar hanya mau mendengar suara
hati nurani, bukan mengikuti hawa nafsu dan emosi. (QS as-Sajdah [32]:
24). Sabar berarti kita harus ikhlas, menerima dan menyerahkan
sepenuhnya kepada Allah. Wallahu a’lam.
asswrwb. mf sblmx. saya minta tipsx dong: coz saya org yg mudah marah bila dengar kata" yg menyebalkan menurut hatiQ baik itu org dewasa maupun ank kecil, g mn cara x agar saya mudah meredam emosix......thankz.
BalasHapus