Jumat, 13 April 2012

HADITS FADHILAH SURAT YASIN YANG TERTOLAK

Inilah Hadits-hadits Tentang Fadhilah Surat Yasin yang Tertolak

(Oleh: Badrul Tamam)

Surat Yasin menjadi surat primadona bagi masyarakat kita, Indonesia. Sehingga muncul di mana-mana kegiatan Yasinan, karena didalamnya dibaca surat Yasin secara bersama-sama. Hal ini tidak lepas dari adanya pemahaman tentang keistimewaan membaca surat ini atas surat lainnya, khususnya berkaitan dengan faidah dan fadhilahnya.

Lebih khusus lagi pada malam Jum'at, selepas Maghrib maka rumah-rumah, masjid, dan mushalla ramai dengan lantunan surat Yasin baik dengan sendiri-sendiri maupun berjamaah. Terekam dalam benak, bahwa ini adalah amal yang benar-benar disyariatkan dan memiliki pahala besar. Ada kesan penghususan malam Jum'at dengan membaca surat Yasin.
Pada sebagian masyarakat, surat Yasin sengaja dibaca karena ada hajat atau kebutuhan yang ingin terpenuhi. Pembacanya sengaja membaca surat ini dengan bilangan tertentu agar hajatnya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ringkasnya, mereka menjadikan surat ini sebagai wasilah agar terkabul doa, yakni dengan membacanya dalam jumlah tertentu.
Jika ditanya, kenapa melakukan demikian. Rata-rata jawabnya, ini kan baik dan diajarkan oleh kiai atau guru. Padahal MENGKHUSUSKAN cara dalam membaca surat ini dengan jumlah bilangan tententu dan untuk tujuan tertentu tidak memiliki landasan dari dalil shahih.
Memang benar, surat Yasin termasuk bagian dari Al-Qur'an. Dan membaca Al-Qur'an mendatangkan kebaikan yang banyak dan pahala yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun menghususkan surat tertentu dengan menetapkan fadhilah dan manfaat tertentu dari pada surat-surat lainnya, dan membacanya dengan cara tertentu adalah membutuhkan dalil khusus. Karena ini masalah ubudiyyah tidak diketahui tentang perintah, tatacara dan fahilahnya kecuali melalui khabar wahyu. Dan tidak didapatkan khabar shahih tentangnya. Memang terdapat beberapa hadits yang menerangkan tentang keutamaan dan fadhilah surat Yasin, hanya saja statusnya antara dhaif dan maudhu' (palsu). Berikut ini beberapa haditsnya:

Pertama, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إن الله تبارك وتعالى قرأ ( طه ) و( يس ) قبل أن يخلق آدم بألفي عام، فلما سمعت الملائكة القرآن قالوا : طوبى لأمة ينزل هذا عليهم، وطوبى لألسن تتكلم بهذا، وطوبى لأجواف تحمل هذا
"Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta'ala telah membaca surat Thaha dan Yasin seribu tahun sebelum menciptakan Adam. Maka saat [ara malaikat mendengar Al-Qur'an, mereka berkata: Beruntunglah bagi umat yang diturunkan ini atas mereka, beruntunglah lisan yang berucap dengannya, dan beruntunglah bagi hati yang mengembannya." (HR. al-Darimi dalam Sunannya: 2/456, Ibnu Huzaimah dalam al-Tauhid: 109, Ibnu Hibban dalam al-Dhu'afa': 1/108, dan lainnya. Syaikh Al-Albani menyebutkannya sebagai hadits munkar dalam Silsilah al-Ahadits al-Dhaifah, no. 1248. Beliau berkata: dan matan ini adalah maudhu' sebagaimana dikatakan Ibnu Hibban, dan isnadnya dhaif jiddan/lemah sekali)

Kedua, dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu secara marfu',
من دخل المقابر، فقرأ سورة ( يس ) خفف عنهم يومئذ، وكان له بعدد من فيها حسنات
"Siapa yang masuk ke pemakaman, lalu ia membaca surat Yasin niscaya diringankan siksa mereka (ahli kubur) pada hri itu, dan baginya kebaikan-kebaikan sebanyak orang yang di dalamnya." (Hadits maudhu' (palsu) yang dikeluarkan al-Tsa'labi dalam tafsirnya, disebutkan Syaikh al-Albani dalam Silsilah Al-Hadits Al-Dhaifah: no. 1246)

Ketiga, diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu 'Anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إن لكل شيء قلبا وقلب القرآن يس ومن قرأ يس كتب الله بقراءتها قراءة القرآن عشر مرات
"Sesungguhnya setiap sesuatu ada jantungnya, dan jantungnya Al-Qur'an adalah surat Yasin. Siapa membacanya surat Yasin niscaya Allah mencatat untunya membaca Al-Qur'an sepuluh kali." (HR. Al-Tirmidzi, statusnya Maudhu' (palsu) sebagaimana disebutkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan al-Tirmidzi: 2887, Dhaif Al-Targhib wa Al-Tarhib: 885, Dhaif al-Jami' al-Shaghir: 1935)

Keempat, riwayat dari Ma'qil bin Yasar Radhiyallahu 'Anhu,
من قرأ ( يس ) ابتغاء وجه الله ، غفر الله له ما تقدم من ذنبه ، فاقرؤوها عند موتاكم
"Siapa membaca surat Yasin untuk mengharap wajah Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, maka bacalah surat Yasin pada orang meninggal kalian." (Hadits Dhaif, dalam Dhaif al-Jami' al-Shaghir: 5785)

Kelima, dari 'Atha bin Abi Rabbah Radhiyallahu 'Anhu berkata, telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
من قرأ ( يس ) في صدر النهار؛ قضيت حوائجه
"Siapa membaca surat Yasin di siang hari, niscaya dipenuhi semua kebutuhannya." (Dhaif Misykah al-Mashabih: 2118)
Dan secara umum semua riwayat yang menerangkan keutamaan surat Yasin adalah Dhaif dan maudhu' (palsu) sebagaimana yang telah diteliti oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam beberapa kitabnya. Wallahu Ta'ala A'lam.

Bagaimana Supaya Doa Dikabulkan?
Bagi seorang muslim yang memiliki hajat kepada Allah dan berharap agar terkabul doanya untuk benar-benar berdoa kepada Allah dengan menyebut Asmaul Husna (nama-nama Allah yang Maha Indah) dan sifat-sifat Allah yang Mahatinggi, memohon kepada-Nya dengan merendahkan diri setiap saat, khususnya di waktu dan tempat mustajabah untuk dikabulkan kebutuhannya. Allah Ta'ala berfirman,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah: 186)

Meminta dikabulkan doa itu tidak boleh mengerjakan ibadah dan amal-amal qurubat yang tidak memiliki landasan perintahnya dari sunnah. Dan siapa yang melaksanakan ibadah tanpa mengikuti sunnah, ibadah tersebut tertolak. Walalhu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]

1 komentar:

  1. Partisipasi dan amal jariyah dalam perluasan dan pembangunan masjidil
    haram dan masjid Nabawi

    1. Niat Ibadah ( dari Allah,Karena Allah dan untuk Allah)
    2. Membawa beberapa batu kerikil kecil yang Haq dari tanah air
    3. Point no 2 dapat dibawa sendiri/ dititipkan kepada Jamaah yang akan
    berangkat Umroh dan Haji
    4. Batu kerikil diletakkan diarea yg sedang dibangun/di Cor semen
    5. Atau dititipkan kepada pekerja pembangunan agar diletakkan ditempat
    tersebut
    6. Mudah-mudahan Allah Ridho dengan apa yang kita kerjakan

    * Umumnya waqaf qur'an
    * Tidak ada kotak amal di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
    * Mungkin Batu kerikil tidak berarti untuk sebagian orang,akan tetapi
    jika diletakkan di kedua Masjid tersebut,paling tidak batu kerikil ini
    akan menjadi bagian terkecil dari bangunan tersebut.
    * Moment Perluasan dan Pembangunan Masjidil haram dan Masjid Nabawi

    BalasHapus